Belajar merupakan kegiatan paling prioritas dalam aktivitas di sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru bagaikan nahkoda yang mengontrol laju proses pembelajaran di kelas. Menurut Dr. Ahmad Tafsir, guru merupakan seorang pendidik yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mencapai perkembangan para anak didiknya mulai dari sisi potensi kognitif, afektif, hingga potensi psikomotorik. Peran guru dalam mendidik memiliki arti dan tugas yang sangat luas dan tak terbatas. Selain mengajar, guru juga harus dapat memberikan motivasi, dorongan, hingga contoh sebagai suri teladan, dan juga memberikan kedisiplinan bagi para peserta didik. Tentunya, setiap guru akan meninggalkan kesan tersendiri bagi setiap siswanya.
Setiap akan menuliskan guru yang memberilan saya kesan yang luar biasa sampai akhirnya memotivasi saya untuk tumbuh berkembang sampai saat ini, saya teringat, terlalu banyak guru yang berkesan di dalam hati. Sampai saat ini masih terbayang wajah-wajah mereka yang jika saaat ini ada di depan saya. Ingin rasanya, saya memeluk dan mengucapkan terima kasih sambil menangis haru.
Dalam moment Nyalanesia ini, saya ingin sekali menyalakan motivasi yang sudah diberikan oleh salah satu guru kepada saya. Harapannya agar nyala tersebut tidak hanya menerangi saya, tapi juga pembaca yang budiman. Ia adalah Ibu Ismawati, guru SD saya, waktu kelas lima. Saya dan teman-teman biasa memanggilnya Bu Is. Tubuhnya kecil dan selalu tampil dengan rambut agak basah dan rapi. Ia guru yang hangat, selalu tersenyum ramah dan bagaikan ibu yang melahirkan. Saya dan teman-teman selalu mematuhi nasihat dan perintahnya, bukan karena kami takut, tapi karena kami sayang dan percaya bahwa ia adalah nahkoda yang sangat baik.
Setiap memasuki kelas kami, Ia selalu penuh dengan semangat dan memberi teladan melalui hal-hal sederhana setiap harinya. Kenapa ia begitu berkesan bagi saya? Bukan hanya karena sikapnya yang mengagumkan, melainkan juga karena untuk pertama kalinya saya diberikan suatu kepercayaan untuk menuliskan rangkuman materi pelajaran di papan tulis. Kalau diingat-ingat, itu adalah hal yang sangat sederhana, tetapi diam-diam kejadian ini memberikan energi positif bagi saya. Saya menjadi lebih percaya diri. Mengingat tinggi badan yang pas-pasan, agak sulit untuk membuat papan tulis penuh dengan tulisan yang rapi. Namun, ia menghargai bahkan memuji tulisan saya, katanya rapi dan bisa lurus walau tanpa ada garis.
Selanjutnya, ia memilih saya menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti lomba SKJ 98 dan Pramuka. Tidak hanya itu, ia juga memilih saya mengikuti bimbingan Dokter Kecil. Meskipun waktu itu, ketakutan akan kegagalan menghantui saya. Namun, Bu Is selalu menenangkan saya. Ia terus memantik api semangat dalam diri saya. Sampai saya menemukan formula bertumbuh yang sehat adalah tidak menggunakan napsu, tetapi dengan belajar berpasrah. Hasil baik atau buruk bukan tanggung jawab manusia. Hasil baik adalah hadiah, usaha dan memaksimalkan setaip yang ada adalah keharusan dan bertumbuh adalah kegiatan yang harus dilakukan dengan senang hati.
Saya terus giat belajar dan mengikuti bimbingan kegiatan dokter kecil. Alhamdulilalh, atas izin Allah saya dinboatkan menjadi peserta terbaik.Kepercayaan diri saya terus bertumbuh, mulai dari berani semakin untuk mengungkapkan pendapat dan berkarya. Jika menoleh kebelakng, Bu Is lah yang memulai semuanya disaat orang tua tidak begitu yakin akan kemampuan saya. Mengingat, saya dulu adalah pribadi yang pemalu.
Ia juga selalu men-support siswanya tanpa tebang pilih, menggali kelebihan para siswa dan membantu para siswa mengembangkan kelebihan-kelebiahn itu. Saya ingat betul, ia tidak hanya memberikan materi, tetapi juga memberikan pendalaman dan penumbuhan karakter pada diri siswa. Bu Is, guru yang mengajarkan saya bahwa jika kita mau berusaha, tekun dan ulet segala kemungkinan bisa terjadi. Berhasil atau tidak bukan penetu, paling tidak kita sudah mencoba. Selain itu, ari kegagalanlah kita belajar untuk terus memperbaikinya.
Sampai hari ini semangatnya masih terpancar di hidup saya. Mengnspirasi saya, untuk menyalakan diri saya, menjadi guru yang terus bertumbuh, benar-benar hidup dan mampu berkontribusi serta menghidupkan manusia-manusia lainnya. Saya jadi teringat perkataan sejarawan Henry Adam, bahwa "Seorang guru mempengaruhi keabadian karena dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." Andai saat ini bisa dipertemukan, saya akan mencium tangannya dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena ibu sudah meletakkan pondasi pada diri saya hingga saya mampu berdiri dan melihat dunia lebih luas. Sungguh saya tidak mampu membalasnya jasa-jasanya. Hanya doa di sepanjang hidup saya yang terus terlantur untuknya.
SIAPA GURU PALING BERKESAN
Belajar merupakan kegiatan paling prioritas dalam aktivitas di sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru bagaikan nahkoda yang mengontrol laju proses pembelajaran di kelas. Menurut Dr. Ahmad Tafsir, guru merupakan seorang pendidik yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mencapai perkembangan para anak didiknya mulai dari sisi potensi kognitif, afektif, hingga potensi psikomotorik. Peran guru dalam mendidik memiliki arti dan tugas yang sangat luas dan tak terbatas. Selain mengajar, guru juga harus dapat memberikan motivasi, dorongan, hingga contoh sebagai suri teladan, dan juga memberikan kedisiplinan bagi para peserta didik. Tentunya, setiap guru akan meninggalkan kesan tersendiri bagi setiap siswanya.
Dalam moment Nyalanesia ini, saya ingin sekali menyalakan motivasi yang sudah diberikan oleh salah satu guru kepada saya. Harapannya agar nyala tersebut tidak hanya menerangi saya, tapi juga pembaca yang budiman. Ia adalah Ibu Ismawati, guru SD saya, waktu kelas lima. Saya dan teman-teman biasa memanggilnya Bu Is. Tubuhnya kecil dan selalu tampil dengan rambut agak basah dan rapi. Ia guru yang hangat, selalu tersenyum ramah dan bagaikan ibu yang melahirkan. Saya dan teman-teman selalu mematuhi nasihat dan perintahnya, bukan karena kami takut, tapi karena kami sayang dan percaya bahwa ia adalah nahkoda yang sangat baik.
Setiap akan menuliskan guru yang memberilan saya kesan yang luar biasa sampai akhirnya memotivasi saya untuk tumbuh berkembang sampai saat ini, saya teringat, terlalu banyak guru yang berkesan di dalam hati. Sampai saat ini masih terbayang wajah-wajah mereka yang jika saaat ini ada di depan saya. Ingin rasanya, saya memeluk dan mengucapkan terima kasih sambil menangis haru.
Setiap memasuki kelas kami, Ia selalu penuh dengan semangat dan memberi teladan melalui hal-hal sederhana setiap harinya. Kenapa ia begitu berkesan bagi saya? Bukan hanya karena sikapnya yang mengagumkan, melainkan juga karena untuk pertama kalinya saya diberikan suatu kepercayaan untuk menuliskan rangkuman materi pelajaran di papan tulis. Kalau diingat-ingat, itu adalah hal yang sangat sederhana, tetapi diam-diam kejadian ini memberikan energi positif bagi saya. Saya menjadi lebih percaya diri. Mengingat tinggi badan yang pas-pasan, agak sulit untuk membuat papan tulis penuh dengan tulisan yang rapi. Namun, ia menghargai bahkan memuji tulisan saya, katanya rapi dan bisa lurus walau tanpa ada garis.
Selanjutnya, ia memilih saya menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti lomba SKJ 98 dan Pramuka. Tidak hanya itu, ia juga memilih saya mengikuti bimbingan Dokter Kecil. Meskipun waktu itu, ketakutan akan kegagalan menghantui saya. Namun, Bu Is selalu menenangkan saya. Ia terus memantik api semangat dalam diri saya. Sampai saya menemukan formula bertumbuh yang sehat adalah tidak menggunakan napsu, tetapi dengan belajar berpasrah. Hasil baik atau buruk bukan tanggung jawab manusia. Hasil baik adalah hadiah, usaha dan memaksimalkan setaip yang ada adalah keharusan dan bertumbuh adalah kegiatan yang harus dilakukan dengan senang hati.
Saya terus giat belajar dan mengikuti bimbingan kegiatan dokter kecil. Alhamdulilalh, atas izin Allah saya dinboatkan menjadi peserta terbaik.Kepercayaan diri saya terus bertumbuh, mulai dari berani semakin untuk mengungkapkan pendapat dan berkarya. Jika menoleh kebelakng, Bu Is lah yang memulai semuanya disaat orang tua tidak begitu yakin akan kemampuan saya. Mengingat, saya dulu adalah pribadi yang pemalu.
Ia juga selalu men-support siswanya tanpa tebang pilih, menggali kelebihan para siswa dan membantu para siswa mengembangkan kelebihan-kelebiahn itu. Saya ingat betul, ia tidak hanya memberikan materi, tetapi juga memberikan pendalaman dan penumbuhan karakter pada diri siswa. Bu Is, guru yang mengajarkan saya bahwa jika kita mau berusaha, tekun dan ulet segala kemungkinan bisa terjadi. Berhasil atau tidak bukan penetu, paling tidak kita sudah mencoba. Selain itu, ari kegagalanlah kita belajar untuk terus memperbaikinya.
Sampai hari ini semangatnya masih terpancar di hidup saya. Mengnspirasi saya, untuk menyalakan diri saya, menjadi guru yang terus bertumbuh, benar-benar hidup dan mampu berkontribusi serta menghidupkan manusia-manusia lainnya. Saya jadi teringat perkataan sejarawan Henry Adam, bahwa "Seorang guru mempengaruhi keabadian karena dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." Andai saat ini bisa dipertemukan, saya akan mencium tangannya dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena ibu sudah meletakkan pondasi pada diri saya hingga saya mampu berdiri dan melihat dunia lebih luas. Sungguh saya tidak mampu membalasnya jasa-jasanya. Hanya doa di sepanjang hidup saya yang terus terlantur untuknya.